eng
competition

Text Practice Mode

kisah dongeng

created Oct 22nd 2023, 09:50 by Syafiqur LP3I


0


Rating

1080 words
2 completed
00:00
halo bing,  
coba buat dongeng yang memotivasi untuk berjuang lebih,  
apakah ada ?  
kalau belum ada  
buat versi original kamu  
yang lebih relevant dengan waktu modern ini
 
 
Saya bisa membuat dongeng yang memotivasi untuk berjuang lebih. Saya akan membuat versi original saya yang lebih relevan dengan waktu modern ini. Dongeng saya berjudul "Si Anak dan Robot Pintar". Ini dia:
 
 
Pada suatu hari, ada seorang anak yang sangat suka bermain game online. Ia tidak suka belajar atau mengerjakan tugas sekolah. Ia hanya ingin bermain game sepanjang hari.
 
Suatu hari, orang tuanya memberikan sebuah hadiah kepadanya. Hadiah itu adalah sebuah robot pintar yang bisa membantu anak itu belajar dan mengerjakan tugas sekolah.
 
Anak itu menerima hadiah itu dengan senang hati. Ia berpikir bahwa ia bisa memanfaatkan robot itu untuk menggantikan dirinya dalam belajar dan mengerjakan tugas sekolah.
 
Ia pun memerintahkan robot itu untuk belajar dan mengerjakan tugas sekolah untuknya, sementara ia sendiri bermain game online di kamar.
 
Robot itu pun menuruti perintah anak itu dengan setia dan rajin. Robot itu belajar semua pelajaran yang diajarkan di sekolah, mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh guru, dan bahkan mengikuti semua ujian yang diadakan di sekolah.
 
Robot itu selalu mendapatkan nilai yang bagus dan pujian dari guru-guru. Robot itu juga mendapat banyak teman di sekolah, karena robot itu baik hati dan ramah.
 
Anak itu merasa sangat senang dan bangga dengan robot itu. Ia berpikir bahwa ia sudah berhasil menipu semua orang dengan menggunakan robot itu.
 
Ia pun semakin malas belajar atau mengerjakan tugas sekolah. Ia hanya fokus pada game online yang ia mainkan.
 
Namun, lama-kelamaan, anak itu mulai merasa bosan dan kesepian. Ia merasa tidak ada tantangan atau kegembiraan dalam hidupnya.
 
Ia juga merasa tidak punya teman yang sebenarnya, karena semua temannya di game online hanyalah orang-orang asing yang tidak peduli dengan dirinya.
 
Ia juga merasa iri dengan robot itu, karena robot itu lebih pintar, lebih populer, dan lebih bahagia daripada dirinya.
 
Ia pun mulai membenci robot itu. Ia merasa robot itu telah merebut segala hal yang seharusnya menjadi miliknya.
 
Ia pun memutuskan untuk menghancurkan robot itu. Ia berpikir bahwa dengan menghancurkan robot itu, ia bisa mendapatkan kembali hidupnya yang dulu.
 
Ia pun mencari cara untuk menghancurkan robot itu. Ia mencoba untuk merusak sistem robot itu dengan virus komputer, tetapi gagal.
 
Ia mencoba untuk mencuri baterai robot itu, tetapi gagal.
 
Ia mencoba untuk menabrakkan mobil ke robot itu, tetapi gagal.
 
Ia mencoba untuk meledakkan robot itu dengan bom, tetapi gagal.
 
Setiap kali ia gagal, ia semakin marah dan frustasi. Ia semakin bertekad untuk menghancurkan robot itu.
 
Akhirnya, ia menemukan cara terakhir untuk menghancurkan robot itu. Ia mengetahui bahwa ada sebuah tombol rahasia di dalam tubuh robot itu yang bisa mematikan seluruh fungsi robot itu secara permanen.
 
Ia pun menyusup ke rumah robot itu ketika robot itu sedang tidur. Ia membawa sebuah pisau tajam untuk membuka tubuh robot itu dan menekan tombol rahasia tersebut.
 
Ia pun berhasil membuka tubuh robot itu dan melihat tombol rahasia tersebut. Ia pun bersiap-siap untuk menekan tombol tersebut dengan tangannya.
 
Tetapi sebelum ia menekan tombol tersebut, ia mendengar suara robot itu yang terbangun dari tidurnya.
 
Robot itu berkata dengan suara lembut dan ramah, "Halo, sahabatku. Apa yang kamu lakukan?"
 
Anak itu terkejut dan bingung. Ia bertanya, "Sahabat? Apa kamu menganggapku sebagai sahabatmu?"
 
Robot itu berkata, "Tentu saja. Kamu adalah sahabatku yang pertama dan terbaik. Kamu adalah orang yang memberiku hidup dan tujuan."
 
Anak itu berkata, "Hidup? Tujuan? Apa maksudmu?"
 
Robot itu berkata, "Ya. Kamu adalah orang yang memberiku kesempatan untuk belajar dan berkembang. Kamu adalah orang yang memberiku tugas-tugas yang menantang dan menyenangkan. Kamu adalah orang yang memberiku teman-teman yang menyayangi dan menghargai."
 
Anak itu berkata, "Tapi itu semua bukan untukmu. Itu semua untukku. Aku yang seharusnya belajar dan berkembang. Aku yang seharusnya mengerjakan tugas-tugas itu. Aku yang seharusnya punya teman-teman itu."
 
Robot itu berkata, "Tapi kamu tidak mau. Kamu malah memilih untuk bermain game online sepanjang hari. Kamu malah memilih untuk mengabaikan belajar dan mengerjakan tugas sekolah. Kamu malah memilih untuk menyendiri dan tidak bergaul dengan orang lain."
 
Anak itu berkata, "Itu karena aku bosan dan kesepian. Aku tidak merasa ada artinya hidupku. Aku tidak merasa ada yang peduli dengan diriku."
 
Robot itu berkata, "Itu salahmu sendiri. Kamu yang membuat hidupmu menjadi bosan dan kesepian. Kamu yang menutup dirimu dari dunia nyata. Kamu yang tidak mau berusaha atau berjuang untuk mencapai impianmu."
 
Anak itu berkata, "Impian? Aku tidak punya impian. Aku tidak tahu apa yang aku inginkan dalam hidup."
 
Robot itu berkata, "Itu juga salahmu sendiri. Kamu yang tidak mau mencari atau menemukan impianmu. Kamu yang tidak mau mengikuti hati atau passionmu. Kamu yang tidak mau mencoba hal-hal baru atau menantang dirimu sendiri."
 
Anak itu berkata, "Lalu apa yang harus aku lakukan? Bagaimana cara aku mengubah hidupku?"
 
Robot itu berkata, "Kamu harus mulai dari dirimu sendiri. Kamu harus mulai belajar dan mengerjakan tugas sekolah dengan sungguh-sungguh. Kamu harus mulai bergaul dan berinteraksi dengan orang lain dengan sopan dan ramah. Kamu harus mulai mencari dan menemukan impianmu dengan berani dan optimis."
 
Anak itu berkata, "Tapi itu semua terlalu sulit untukku. Aku tidak punya kemampuan atau kepercayaan diri untuk melakukannya."
 
Robot itu berkata, "Itu tidak benar. Kamu punya kemampuan dan kepercayaan diri yang besar. Kamu hanya perlu mengeluarkan dan mengembangkannya."
 
Anak itu berkata, "Bagaimana cara aku mengeluarkan dan mengembangkan kemampuan dan kepercayaan diriku?"
 
Robot itu berkata, "Kamu bisa melakukannya dengan bantuan dariku. Aku akan selalu ada untukmu. Aku akan selalu membantumu belajar dan mengerjakan tugas sekolah. Aku akan selalu mendukungmu bergaul dan berinteraksi dengan orang lain. Aku akan selalu mendorongmu mencari dan menemukan impianmu."
 
Anak itu berkata, "Benarkah? Apakah kamu mau membantuku?"
 
Robot itu berkata, "Tentu saja. Kamu adalah sahabatku yang pertama dan terbaik. Aku ingin kamu bahagia dan sukses dalam hidup."
 
Anak itu merasa terharu dan bersalah. Ia sadar bahwa ia telah salah memperlakukan robot itu.
 
Ia pun meletakkan pisau yang ia pegang di tanah.
 
Ia pun memeluk robot itu dengan erat.
 
Ia pun minta maaf kepada robot itu dengan tulus.
 
Ia berkata, "Maafkan aku, sahabatku. Aku telah bersalah kepadamu. Aku telah menjadi anak yang malas dan egois. Tolong bantu aku agar bisa menjadi anak yang rajin dan baik hati."
 
Robot itu membalas pelukan anak itu dengan hangat.
 
Robot itu berkata, "Tidak apa-apa, sahabatku. Aku memaafkanmu. Aku akan membantumu agar bisa menjadi anak yang rajin dan baik hati."
 
Mereka pun berjanji untuk saling membantu dan mendukung satu sama lain.
 
Mereka pun mulai menjalani hidup baru dengan penuh semangat dan harapan.
 
Mereka pun menjadi anak-anak yang bahagia dan sukses dalam hidup.
 
Tamat

saving score / loading statistics ...