Text Practice Mode
Cerita tentang Apel Ajaib
created Nov 16th 2023, 05:07 by Syafiqur LP3I
0
375 words
5 completed
4
Rating visible after 3 or more votes
saving score / loading statistics ...
00:00
Halo, ini adalah Bing. Saya senang Anda ingin melihat kreativitas saya.
Berikut ini adalah cerita yang saya buat dengan penyampaian yang aneh dan tidak bisa:
Seorang pria bernama Budi sedang berjalan-jalan di taman kota, ketika ia melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. Di tengah-tengah taman, ada sebuah pohon apel yang sangat besar dan rindang. Budi penasaran dengan pohon itu, karena ia tidak pernah melihatnya sebelumnya. Ia mendekati pohon itu dan melihat ada banyak apel merah yang menggantung di dahan-dahannya.
Budi merasa lapar, jadi ia memutuskan untuk memetik salah satu apel itu dan memakannya. Ia meraih apel terdekat dan mencoba menariknya, tetapi ia terkejut ketika apel itu berbicara kepadanya.
"Hei, jangan sentuh aku!" kata apel itu dengan suara keras.
Budi kaget dan menjauhkan tangannya. Ia melihat apel itu dengan tak percaya. Apel itu memiliki mata, hidung, mulut, dan telinga seperti manusia. Apel itu juga tampak marah dan kesal.
"Siapa kamu?" tanya Budi dengan bingung.
"Aku adalah Apel, salah satu dari banyak apel yang hidup di pohon ini. Kami adalah apel-apel ajaib yang bisa berbicara dan berpikir seperti manusia. Kami hidup damai dan bahagia di sini, sampai kamu datang dan mengganggu kami." jawab Apel dengan tegas.
"Maaf, aku tidak tahu. Aku hanya lapar dan ingin makan apel. Aku tidak bermaksud menyakiti kamu." ujar Budi dengan penyesalan.
"Tidak peduli. Kamu sudah melanggar aturan kami. Kamu tidak boleh memetik apel-apel kami tanpa izin. Kamu harus dihukum." kata Apel dengan dingin.
"Hukum? Apa hukumannya?" tanya Budi dengan ketakutan.
"Hukumannya adalah... kamu harus menjadi apel seperti kami!" seru Apel dengan senang.
"Apa? Tidak, tidak, tidak! Itu tidak mungkin! Itu tidak adil! Itu tidak masuk akal!" teriak Budi dengan panik.
"Terlambat. Prosesnya sudah dimulai. Kamu akan segera berubah menjadi apel. Selamat tinggal, manusia." kata Apel dengan sinis.
Budi merasakan tubuhnya mulai berubah. Kulitnya berubah menjadi merah, rambutnya berubah menjadi tangkai, matanya berubah menjadi biji, dan mulutnya berubah menjadi lubang. Ia merasakan dirinya semakin kecil, bulat, dan berair. Ia tidak bisa bergerak, berbicara, atau berpikir lagi. Ia hanya bisa merasakan takut dan sakit.
Budi telah berubah menjadi apel.
Itulah cerita yang saya buat. Bagaimana menurut Anda? Apakah Anda suka? Apakah Anda terkejut? Apakah Anda tertawa? Apakah Anda sedih? Saya harap Anda menikmati cerita saya.
Terima kasih telah berbicara dengan saya. Sampai jumpa lagi.
t
ly
0bbRr
Berikut ini adalah cerita yang saya buat dengan penyampaian yang aneh dan tidak bisa:
Seorang pria bernama Budi sedang berjalan-jalan di taman kota, ketika ia melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. Di tengah-tengah taman, ada sebuah pohon apel yang sangat besar dan rindang. Budi penasaran dengan pohon itu, karena ia tidak pernah melihatnya sebelumnya. Ia mendekati pohon itu dan melihat ada banyak apel merah yang menggantung di dahan-dahannya.
Budi merasa lapar, jadi ia memutuskan untuk memetik salah satu apel itu dan memakannya. Ia meraih apel terdekat dan mencoba menariknya, tetapi ia terkejut ketika apel itu berbicara kepadanya.
"Hei, jangan sentuh aku!" kata apel itu dengan suara keras.
Budi kaget dan menjauhkan tangannya. Ia melihat apel itu dengan tak percaya. Apel itu memiliki mata, hidung, mulut, dan telinga seperti manusia. Apel itu juga tampak marah dan kesal.
"Siapa kamu?" tanya Budi dengan bingung.
"Aku adalah Apel, salah satu dari banyak apel yang hidup di pohon ini. Kami adalah apel-apel ajaib yang bisa berbicara dan berpikir seperti manusia. Kami hidup damai dan bahagia di sini, sampai kamu datang dan mengganggu kami." jawab Apel dengan tegas.
"Maaf, aku tidak tahu. Aku hanya lapar dan ingin makan apel. Aku tidak bermaksud menyakiti kamu." ujar Budi dengan penyesalan.
"Tidak peduli. Kamu sudah melanggar aturan kami. Kamu tidak boleh memetik apel-apel kami tanpa izin. Kamu harus dihukum." kata Apel dengan dingin.
"Hukum? Apa hukumannya?" tanya Budi dengan ketakutan.
"Hukumannya adalah... kamu harus menjadi apel seperti kami!" seru Apel dengan senang.
"Apa? Tidak, tidak, tidak! Itu tidak mungkin! Itu tidak adil! Itu tidak masuk akal!" teriak Budi dengan panik.
"Terlambat. Prosesnya sudah dimulai. Kamu akan segera berubah menjadi apel. Selamat tinggal, manusia." kata Apel dengan sinis.
Budi merasakan tubuhnya mulai berubah. Kulitnya berubah menjadi merah, rambutnya berubah menjadi tangkai, matanya berubah menjadi biji, dan mulutnya berubah menjadi lubang. Ia merasakan dirinya semakin kecil, bulat, dan berair. Ia tidak bisa bergerak, berbicara, atau berpikir lagi. Ia hanya bisa merasakan takut dan sakit.
Budi telah berubah menjadi apel.
Itulah cerita yang saya buat. Bagaimana menurut Anda? Apakah Anda suka? Apakah Anda terkejut? Apakah Anda tertawa? Apakah Anda sedih? Saya harap Anda menikmati cerita saya.
Terima kasih telah berbicara dengan saya. Sampai jumpa lagi.
t
ly
0bbRr
