Kala pertama kali kita bertemu, senang sekali bisa melihat senyumnya yang terukir. Sebuah salah satu dari awal kebahagiaan yang mulai tumbuh. Tersenyum ketika kita saling bergandeng tangan, walaupun tidak membicarakan apapun, tapi kita lebih suka seperti ini. "Menikmati moment bersama kamu," begitu katanya. Dia selalu berkata seperti itu ketika aku bertanya, "kamu mau ngapain hari ini?" Dia selalu mengabari ketika dia sibuk, dan aku juga akan mengabari jika aku mau melakukan sesuatu. Kita memiliki prioritas masing-masing. Aku menyukainya, karena dia tidak pernah memaksa aku untuk hadir 24/7 di waktunya, dan aku pun selalu menghargai setiap kesibukannya. Rindu rasanya bisa menghabiskan waktu bersama dengannya. Seseorang yang membawa aku pergi dari sakit dari masa lalu. Dia yang membantu mengobati rasa sakit ini. Dengan segala kesabarannya, nasehatnya, perhatiannya, aku bisa melangkah maju tanpa harus menginat-ingat rasa sakit yang pernah aku rasakan dulu. Dia orang yang berbeda dari yang pernah aku temui selama ini. Dia baik, cantik, lucu seperti bayi, tapi bisa menjadi sangat menantang (jika kamu tau maksud ini). Semuanya kita lalui bersama. Memimpikan agar bisa tinggal bersama di rumah atau apartemen minimalis untuk kita berdua, dengan seekor anak anjing pomeranian yang lucu. Sejenak bertanya, "kalau kita selesai gimana ya?" yang hanya keluar adalah "kamu gak bakal ninggalin aku kan?" Beberapa waktu lalu, kita memang berkata seperti itu. Tapi, sekarang sudah lain cerita. Kita meninggalkan semua mimpi, janji, yang pernah kita saling ucapkan dalam rasa sakit dan kenangan. Kita selesai dengan baik-baik, tidak ada keributan di dalamnya, tidak ada perselingkuhan ataupun hal lainnya yang lebih buruk daripada 'selesai baik-baik.' Melepaskan semua dengan ekrelaan hati yang luas. Penulis cerita ini menyelesaikan ceritanya dengan ending yang jelas, dan tidak ada "kehilangan" dari salah satu pihak. Tidak ada kesempatan lagi untuk mengulang cerita ini atau melanjutkan cerita ini ke season 2. Semuanya sudah berakhir.