Aku nggak pernah nyangka, hari itu bakal jadi akhir dari segalanya. Bukan cuma akhir dari hubungan kita, tapi juga akhir dari versi diriku yang paling percaya sama cinta. Aku masih ingat, kamu bilang, "Kita udahan aja, ya." Kalimatnya sederhana, tapi efeknya… gila. Kayak seluruh dunia berhenti sebentar buat nyaksiin hati ini pecah pelan-pelan. Nggak ada teriakan, nggak ada drama. Cuma aku, kamu, dan jarak yang tiba-tiba terasa jauh banget. Aku nggak marah sama kamu. Mungkin kecewa, iya. Tapi lebih dari itu, aku ngerasa kosong. Kita udah bangun banyak mimpi, kan? Dari hal kecil kayak pengen makan di tempat-tempat lucu, sampai hal besar kayak pengen nikah, punya rumah, dan hidup bareng sampai tua. Sekarang semua itu cuma kenangan. Yang paling nyakitin, aku nggak tahu salahku di mana. Aku selalu berusaha jadi cowok yang kamu butuhin, yang bisa kamu andelin. Tapi ternyata, usaha nggak selalu cukup, ya? Kadang aku masih nunggu notifikasi dari kamu. Masih pengen cerita hal random kayak dulu. Tapi layar HP ini makin sepi, kayak hati ini. Dan lucunya, aku masih berharap kamu bakal balik, walau tahu mungkin kamu udah bahagia tanpa aku. Tapi ya sudahlah. Kalau kamu memang bahagia tanpaku, aku bakal coba belajar ikhlas. Cinta itu, kadang bukan soal memiliki. Kadang, cinta itu soal ngelepas… walau rasanya perih banget. Doaku sekarang cuma satu: semoga kamu nemuin yang lebih baik, dan aku pun bisa pulih... perlahan-lahan.