eng
competition

Text Practice Mode

Intregitas - Thufail Al-Ghifari

created Yesterday, 12:42 by touchMe


0


Rating

413 words
7 completed
00:00
Diastana kumerana,  
Disetiap air mata ku coba tetap membaca,
Diantara bahasa hati dan amarah.
Langkah-langkah harapan yang hilang,
lenyap bersama omong kosong yang membentang.
fasihnya kebebasan masih terkekang.
Pedasnya air samudra dan kemunafikan
 
Sistem yang masih selalu menikam waktu kita,
Hak-hak yang selalu terlupakan..
Pedis mimpi yang menghampiri perjuangan kita.
Kacamata diri tak dapat menatao pasti,
 
Sudut-sudut diskusi pun menjadi tak berarti
Apalagi yang harus kumengerti.,
Saat hari ini masih tak jauh lebih berarti, Dari setiap detik hidup yang penuh caci maki.
Di setiap malam ku menyendiri,
Merangkum derita disetiap kesepian.
 
Andai bisa ku rangkai Angkasa, Dan ku tulis perasaanku padamu,
Akan ku tuang hingga batas maksimal kemampuanku.
Agar kau mengerti, Di balik semua cerita,
Nada,bahasa,yang pernah ada;
Ku takan pernah melupakanmu..
 
Dapatkah kau tetap bijak?
Walau kepercayaan tertikam dari belakang.
Dapatkah termaafkan salah?
lalu panjatkan syukur dan meredam prasangka,
Reduksikan amarah di indahnya hegemoni kita,
Di hadirat Ilahi ku bertahan.
Dalam telapak tanganNya ku berteduh.
Dan iman ini sejukan Nurani.
Masih perdulikah Tuhan pada diri ini?
Entahlah! Bersyukur lalu ku bersujud,
Rebahkan lutut takan kuratapi Maut,
 
Disetiap batas waktu ku berserah,
dan restui rencana perjuangkan takdir,hidupku,
Jika dapat ku bentangkan mimpi,
dan ijinkan ku menjinakkan duka,
 
karena mata ini terlalu lelah menyimak derita,
Dan hati ini terlalu letih menapaki hari,
Disetiap langkah, Ku menyimak nestapa
Waktu yang selalu melukis cerita;
 
Luka, Duka, Dan suka.
Menjadikan semua kenangan yang penuh canda tawa,
Kadang hari pula begitu membosankan, Menyulut emosi di setiap batas-batas mimpi kita.
Kau dan aku, Kawan, Kita semua,
Akan ku kenang selalu di dalam hatiku,
 
Biarkan setiap detik ini berjalan,
Dan waktupun akan segera bicara,
Di hinanya cerita yang menghias arti perjalanan kita,
Kadang pula, Duka memiliki wejangan yang jauh lebih bermakna,
Bersama airmata ku coba mengambil hikmah,
Dan meng-Evolusikan semua menjadi suka.
 
Masih ingatkah kau Hei pembunuh Asmara,
Saat kita tersenyum bersama dan kita selalu berangkulan bersama,
meretakan masalah.
Dapatkah kau belajar dari hari-harimu?
Dapatkah kau kalahkan musuh terbesar dalam dirimu?
Hatimu, Nurani, Sikap introspeksi, Dan jati diri.
 
Akankah terbagi dan berakhir,
Semua kepercayaan yang telah terbangun in,
Cinta kasih yang menyusuri di setiap mimpi.
Dan harapan yang menggarisi cita-cita.
Langkah kadang begitu hampa,
Terlalu dingin dan tak bersuara.
Hingga di suatu saat nanti,
Perjalanan ini akan segera berakhir.
Dan tak perlu lagi duka,
Seperti saat kita selalu bersama,
saat kita selalu bersama menaklukan semua,
Dari seseorang yang takkan pernah melupakan kalian
Thufail Al-Ghifari
 
Kuharap kau tetap terjaga, Tirai-i,
Langkah dengan Doa, Kuharap kau,
Tetap terjaga, Tirai-i langkah dengan Doa.

saving score / loading statistics ...