eng
competition

Text Practice Mode

Kopi Pagi di Warung Tepi Jalan

created Thursday November 06, 06:04 by adit17


1


Rating

204 words
97 completed
00:00
Pagi itu, matahari baru saja bangun, sinarnya lembut mengintip dari balik pepohonan. Di sebuah warung kecil di pinggir jalan. Pak darman menyiapkan kopi hitam seperti biasa. Uap panas mengepul dari gelas kaca bening, aroma kpi bercampur dengan bau tanah basah setelah hujan semalam.
 
Warung itu sederhana-hanya meja kayu, kursi plastik, dan atap seng. Namun, bagi banyak orang, tempat itu lebih dari sekedar warung. Ia adalah persinggahan, tempat cerita dimulai, dan rasa lelah berakhir.
 
Tidak lama, datanglah seorang anak muda bernama Raka. Ia duduk pelan, menatap jauh ke jalanan yang masih sepi.
"Kopi pahit satu, Pak," ucapnya pelan.
 
Pak Darman tersenyum, "Pahitnya mau sekadar pahit, atau pahit karena cerita?"
 
Kopi disajikan. Raka menggenggam hangatnya, seolah mencari kekuatan dari secangkir sederhana itu.
 
"Mau cerita?" tanya Pak Darman
 
Raka diam sejenak. "Capek, Pak. Hidup rasanya muter di tempat. Orang tua menuntut ini itu, mimpi sendiri jadi seperti asing."
 
Pak Darman hanya mengangguk. "Hidup memang engga selalu manis, Nak. Tapi seperti kopi-kalau hanya manis, kita engga belajar apa-apa. Sedikit pahit justru bikinkita ingat rasanya hidup."
 
Raka menatap kopinya, tersenyum. Entah kenapa, kata-kata itu terasa menyenangkan.
 
Sejak hari itu, setiap pagi Raka datang. Kadang membawa cerita, kadang hanya diam. Tapi selalu ada kopi, dan selalu ada pagi baru.
 

saving score / loading statistics ...